Berawal dari hobiku mengoleksi novel-novel, entah novel dari penulis terkenal seperti Habiburrahman Al-shirazy, Pipit Senja, Andrea Hirata dan lain-lain, yang penting isinya menarik bagiku, dengan membaca sinopsisnya terlebih dahulu. Hal itulah yang membuat aku mengunjungi setiap toko buku yang ada di kotaku. Bangunan toko buku itulah yang mempertemukanku dengannya pertama kali. Dia begitu menawan, tidak tampan tapi manis. Ditambah kaca mata bergagang hitam membuatnya terlihat kalau dia pasti sering membaca atau hoby membaca, itu pikirku.
Lorong tempat tumpukan novel itu terlalu sempit untuk dilewati dua orang dewasa, berhubung toko itu sedang di renovasi, jadi untuk sekitar seminggu pembeli buku khususnya novel harus rela bersempit-sempitan. Pertama yang aku kunjungi setelah membuka pintu toko adalah di mana terdapat tumpukan novel. Ehh, udah di serobot duluan, aku kan pemalu, jadi kuurungkan niatku untuk mengatakan “permisi mas” melewatinya untuk menuju pojok yang masih ditumpuki novel-novel terbaru lainnya. Akhirnya aku hanya berdiri di pinggir samping lorong tempat tumpukan novel berpura-pura memilih buku-buku nonfiksi, padahal tujuanku agar bisa melihat orang itu kapan akan pindah dari tempatnya.
Huft, sepertinya aku harus mengatakan permisi mas, habisnya lama banget sih pergi ni orang, kataku dalam hati.
“misi mas”.
“oh, aduh, gimana nih, sempit sih, mbaknya mau lewat jadi aku harus keluar dulu”.
Dia terlihat tidak enak hati padaku, hihihi. Dia keluar dari lorong itu, kemudian dia masuk lagi setelah aku lewat.
“kayaknya dari tadi mbak nunggu aku ya biar pergi dari sini biar mbaknya bisa lewat”. Sambil tersenyum dia mengajakku ngobrol
“ah, emmmmmm nggak kok”. Menunduk malu, waaaah sepertinya aku ketauan ni.
Kami ngobrol sekitar dua jam saling memperkenalkan diri, ternyata kami punya hoby yang sama, yup membaca novel. Tapi bedanya dengan aku dia juga suka baca buku ilmu pengetahuan, aku menduga saat dia membayar buku-buku itu dikasir.
“oya tara, semoga kita ketemu lagi yaa”. Katanya.
“ya, hati-hati di jalan”. Kataku.
“Kamu juga hati-hati”. Diapun berlalu dengan sepeda motor maticnya.
Sampai di rumah, aku tidak membaca novel yang aku beli tadi, melainkan terus membayangkan wajanya rifky. Aku suka dia karena dia humoris, suka bikin aku ketawa, bikin wajahku merah merona karena tersipu malu dengan segala candanya.
Sudah-sudah tara, kamu gag boleh mikirin dia,siapa tau dia sudah punya pacar, lagian kan baru sekali ketemu. Aku berusaha mengendalikan diriku sendiri.
^o^
Detik berganti menit, jam, kemudian hari. Aku dan rifky sering bertemu, tapi di toko buku, janjian beli buku bareng. Kalau hari ini kami jadi bertemu, berarti sudah kali delapan pertemuan kami. Trnyata ada rasa cinta dariku untuknya. Dia sudah berjanji, hari ini akan bertemu denganku ditoko buku tempat pertama kali kami bertemu.
Hari ini ulang tahunnya yang ke-19, aku sudah mempersiapkan kado yaitu novel karya Alexandre Dumas Jr. berjudul La dame aux camelias yang kemudian di terjemahkan isi dan judulnya dalam bahasa Indonesia menjadi Wanita Berbunga Camelia. Dia bilang novel itu hilang, padahal itu novel kesayangannya. Aku tidak tau apa yang membuatnya begitu menyayangi novel tersebut. Itulah yang membuatku berinisiatif mencarikan novel karya penulis asal prancis itu, bagaimanapun caranya.
Dengan keadaan jantung berdebar-debar aku membuka pintu toko. Berjalan menuju lorong tempat tumpukan novel diletakkan. Ternyata aku melihatnya bersama wanita. Ah tidak itu bukan pacarnya, pasti.
Rifky !
Eh udah dateng, ayo jalan.
Sory ya telat, eh qta mau kemana?
Kita makan-makan, ayo burun, temaa-teman aku udah nunggu lho di sana, oya kenalin. Tara, ini indri. sayang, ini tara, yang pernah aku ceritain ke kamu.
Sayang. Apa sayang?. Mereka pacaran?. Oh my lord, kenapa rifky tidak pernah cerita dia punya pacar. Betapa hancur rasanya hati ini, tubuhku terasa lemas, tapi aku berusaha tetap terlihat tegar. Indri menyodorkan tangannya padaku, kami bersalaman.
Akhirnya kado yang niatnya ku berikan tetap ku simpan dalam tas, tidak akan ku berikan sampai kapanpun. Sebab didalamnya telah ku selipkan perasaan cintaku padanya. I LOVE U, RIFKY.